Wisata Budaya yang menakjubkan
Nah, ayukkk kita lanjutkan jalan-jalan kita di Dataran Tinggi Dieng. Sebelumnya telah diperkenalkan wisata alamnya, sekarang akan diperkenalkan wisata budayanya ni..
- Museum Kailasa, sebuah museum purbakala di Dieng
|
Museum Kailasa |
Jika kalian tertarik pada Candi yang ada di Dataran
Tinggi Dieng, di Museum Kailasa ini wajib kalian kunjungi. Ditempat ini dapat
diperoleh informasi lebih mengenai seluk-beluk candi-candi tersebut. Museum ini Terletak Di Lereng Bukit Semurup Dataran Tinggi Dieng, berdekatan
dengan Cagar Wisata Candi Gatot Kaca.
Museum Kailasa berlokasi di dekat candi gatokaca, Dieng, Kecamatan.Batur, Kabupaten Banjarnegara. Terdapat 4
bangunan dan dua bangunan
difungsikan sebagai ruang pamer berbagai macam benda dan artefak peninggalan
sejarah.
Kebanyakan barang yang dipamerkan
adalah arca-arca dan batu-batu dari kompleks candi-candi yang ada di Dieng.
Yang paling menarik adalah adanya arca Siwa berkepala tiga yang sering disebut
dengan Siwa Trisirah. Siwa Trisirah diketahui merupakan bentuk pemujaan
terhadap Siwa yang tertua. Selain itu museum ini juga memajang berbagai
informasi mengenai kehidupan khas masyarakat asli Dieng, kesenian
tradisionalnya, serta informasi mengenai anak gimbal yang fenomenal itu. Selain itu,
Museum Kaliasa berisi informasi lain mengenai Keterangan Cagar alam sekitar
Daerah Wisata di Dataran Tinggi Dieng, Flora-Fauna, Kehidupan Masyarakat
Dataran Tinggi Dieng, serta benda-benda Artefak warisan Arkeologi yg ditemukan
disekitaran Dataran Tinggi Dieng.
|
Gedung Arca di museum Kailasa |
Di Museum Kailasa
Dieng terdapat pula
sebuah ruang teater untuk memutar film dokumenter mengenai mengenai Peninggalan Budaya di Dataran Tinggi Dieng, potensi alamnya maupun budayanya untuk pengunjung
yang berjumlah minimal 10 orang. Berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung juga telah disediakan seperti restoran, shelter, panggung terbuka dan areal parkir.
Saat keluar
dari ruangan museum, cobalah kalian berjalan menaiki anak tangga batu menuju ke
bangunan yang terletak paling tinggi. Bangunan ini berfungsi sebagai kafe.
Sembari melepas lelah setelah mengelilingi candi dan museum, duduk di dalam
kafe sambil menghirup minuman panas dan menikmati pemandangan Dataran Tinggi
Dieng yang mempesona dari jendela sungguh sayang untuk dilewatkan. Rasa lelah
akan segera hilang...
2.
Peninggalan sejarah yang
wajid kalian kunjungi
Selain telaga dan kawah,dataran
tinggi dieng memiliki kekayaan berupa komplek candi candi yang merupakan bukti
sejarah berabad-abad yang lalu.
Dinamakan komplek candi
dieng plateau, karena keberadaan candi - candi di dieng berada dalam kelompok
yang berdekatan. yang masing - masing kelompok terdapat beberapa candi. Menurut
sejarahnya, candi yang berada di Dataran Tinggi Dieng dulunya terendam oleh
genangan air yang kemudin ditemukan oleh seorang tentara inggris. Untuk lebih
jelasnya, kalian dapat mengunjungi kompleks candi-candi di Dieng ataupun
membaca sejarah candi di Dieng pada sumber lain.
Candi-candi di kawasan
Dieng terbagi dalam 3 kelompok. Penamaan candi - candi di dataran tinggi dieng
berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata.
Ketiga kelompok candi tersebut adalah Kelompok Arjuna, Kelompok Gatutkaca, dan Kelompok
Dwarawati. Secara kewilayahan komplek
candi dieng masuk Kabupatean Banjarnegara.
-
Komplek
Candi Arjuna
Komplek yang pertama, Candi
Arjuna terdiri dari lima candi yaitu, Candi Arjuna, Candi Sembadra, Candi
Srikandi, Candi Semar dan Candi Puntadewa. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit
mengenai candi yang terdapat di komplek Candi Arjuna, menurut sumber yang ada.
Masing-masing candi memiliki ciri khas dan keindahan tersendiri, serta
mempunyai sejarah masa lalu yang berbeda pula. Menurut sumber yang ada nih,
bahwa candi-candi ini selalu digambarkan dewa-dewa pendamping utama Siwa,
kecuali pada candi yang istimewa yaitu candi Srikandi yang digambarkan pada
relung-relung semu adalah dewa-dewa utama agama Hindu yaitu Brahma, Siwa dan
Wisnu.
Kelompok Candi Arjuna ini
terdiri dari lima candi tersusun dalam dua deret, deret di sebelah timur candi
yang semuanya menghadap ke barat serta
deret sebelah barat menghadap ke timur.
Candi Arjuna
Candi arjuna merupakan sebuah Candi Hindu yang berdenah dasar persegi dengan
luas ukuran sekitar 6 m². Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong
Sanga. Atap candi arjuna membentuk kubus bersusun, semakin ke atas semakin
mengecil.
|
Candi Arjuna dari samping |
|
Candi Arjuna dari depan |
Konon Kompleks Candi Arjuna memberikan
nuansa lain daripada sekedar tempat persembahyangan umat Hindu pada masa lalu.
Sedikitnya relief dan prasasti yang mengungkap tentang latar belakang candi ini
menjadikannya sebagai salah satu candi paling misterius di Asia.
Didalam Candi arjuna terdapat Yoni berbentuk meja bagian tengah
berlubang menampung tetesan air dari langit atap candi. Apabila tampungan penuh
air meluap mengalir ke bagian linga dan diteruskan ke depan luar candi.
Candi Semar
Pada dinding candi Semar terdapat
lubang kecil yang berfungsi sebagai fentilasi. Sedangkan atap candi semar berbentuk
limasan.
Candi Sembadra
Dengan
bentuk dasar bujur sangkar, sedangkan atap candi Sembadra berbentuk kubus
dengan ukuran hampir sama dengan ukuran tubuh candi sembadra.
Candi Srikandi
Candi Srikandi adalah candi yang terdapat di komplek candi arjuna.
Bentuk dasar candi srikandi berbentuk kubus.
Candi Puntadewa
Candi Puntadewa adalah sebuah candi yang terdapat di komplek candi
arjuna. dengan bentuk atap mirip seperti candi Sembadra
-
Komplek
Candi Gatutkaca
Komplek candi Gatutkaca
terdiri dari lima candi yaitu, Candi Gatutkaca, Setyaki, Nakula, Sadewa, Petruk
dan Gareng. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit mengenai candi yang terdapat di
komplek Candi Gatutkaca, menurut sumber yang ada.
Candi Gatutkaca
|
Candi Gatotkaca |
Gatutkaca adalah sebuah
candi yang berukuran 4,5 x 4,5 meter dan berbentuk bujur sangkar. Komplek Candi
Gatutkaca berada di sebelah barat kelompok Candi Arjuna di kaki bukit Pangonan
menghadap barat.
Dahulu kala di lokasi ini terdapat enam bangunan candi yaitu candi
Gatutkaca, candi Sentyaki, candi Antareja, candi Nakula – Sadewa dan candi
Nalagareng, karena proses alam hanya candi Gatutkaca yang mampu bertahan hingga
saat ini.
Melihat dari segi arsitekturnya candi Gatutkaca dibangun setelah candi
Srikandi, hal ini diketahui dari cara penempatan tangga kaki, jumlah relung,
denah bangunan dan denah atap tingkatnya. Candi Gatutkaca memiliki ornamen kala
makara yang khas yaitu berupa wajah raksasa yang menyeringai tanpa rahang bawah.
Candi
Bima
|
Candi Bima |
Candi Bima diperkirakan dibangun setelah Candi Srikandi, menghadap ke
timur bagian dengan denah candi berbentuk palang. Yang menarik dari candi ini adalah pada bagian atapnya yang sangat mirip bentuk
shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan, selain itu pada
bidang-bidang tingkatnya dihiasi dengan relung-relung yang melengkung. Candi
Bima terletak di sebelah selatan candi Gatot kaca kurang lebih satu kilometer.
Dahulu di
sekitar Dataran Tinggi Dieng diperkirakan terdapat beberapa candi namun karena
proses alam, hanya candi Bima yang
mempunyai tipe berbeda dengan candi-candi lain yang masih bertahan di komplek
Candi Gatutkaca.
Bima adalah sebuah candi
yang terbesar di dataran tinggi dieng dengan ketinggian 8 meter dan berukuran 6
x 6 meter. Candi Bima terletak didekat pintu masuk kawasan kawah sikidang.
Dilihat dari segi arsitektur, candi Bima mendapat pengaruh gaya dari India
Utara, yaitu terdiri dari tiga tingkatan mendatar.
Dahulu Candi Bima memiliki
24 arca kudu, yaitu sebuah arca yang berbentuk kepala manusia yang terletak di
bilik jendela. Arca kudu ini seberat 15 Kg dengan ketinggian 24 Cm, Lebar 20 Cm
dan tebal 27 Cm. Sampai dengan saat ini arca kudu yang terdapat di Candi Bima
sekitar 13 Buah.
-
Komplek
candi Dwarawati
Komplek
candi Dwarawati terdiri dari 4 Candi yaitu, Candi Dwarawati, Pandu, Margasari
dan Abiyasa. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit mengenai candi yang terdapat
di komplek Candi Dwarawati, menurut sumber yang ada.
Candi Dwarawati
Berada di bukit Perahu, berukuran 5,3 x 5,3 m, dan letaknya paling utara
diantara candi-candi lainnya. Candi ini mengalami pemulihan total pada 1980. Candi ini berada paling timur di antara candi-candi yang ada di dataran
tinggi Dieng, dan didirikan di atas bukit Perahu. Di lokasi ini dahulu ada dua
buah candi yaitu candi Dwarawati
dan Parikesit, ketika ditemukan keduanya telah runtuh berserakan, dan
diperbaiki secara total. Candi Dwarawati
adalah sebuah candi yang berdenah dasar segi empat, secara umum bentuk candi
Dwarawati mirip seperti candi Gatutkaca.
Sedangkan candi lain yang
berada di Komplek Candi Dwarawati yaitu
Candi Pandu, Candi Margasari, dan Candi Abiyasa. keberadaanya sudah tidak utuh
lagi.
Lengkap sudah, kupas tuntas
obyek wisata di Dataran Tinggi Dieng. Menarik bukan? Tak hanya keindahan alam
saja yang dapat kita nikmati di Dieng, kebudayaan masa lalupun tak kalah
menariknya. Wisata alamnya yang masih dengan mitosnya akan menjadi hal menarik
lainnya, selain panorama alam yang ada.
Jangan hanya membaca dan menikmati indahnya
panorama hanya melalui cerita teman kalian saja. Berkunjunglah beramai-ramai
beserta keluarga, sanak saudara dan teman-teman kalian. Jangan lupa
mendokumentasikan panoramanya yang indah dan sangat menakjubkan. Silahkan
berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, temaaaaan... Aku tunggu lho ^_^
Untuk informasi lebih lengkap mengenai Dataran Tinggi
Dieng, kunjungi websitenya