Pages

Minggu, 03 Juni 2012

Berwisata di Banjarnegara Gilar-Gilar yukkk (part 14). . .

Wisata Budaya yang menakjubkan


      Nah, ayukkk kita lanjutkan jalan-jalan kita di Dataran Tinggi Dieng. Sebelumnya telah diperkenalkan wisata alamnya, sekarang akan diperkenalkan wisata budayanya ni..
  1.              Museum Kailasa, sebuah museum purbakala di Dieng
Museum Kailasa
Jika kalian tertarik pada Candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng, di Museum Kailasa ini wajib kalian kunjungi. Ditempat ini dapat diperoleh informasi lebih mengenai seluk-beluk candi-candi tersebut. Museum ini Terletak Di Lereng Bukit Semurup Dataran Tinggi Dieng, berdekatan dengan Cagar Wisata Candi Gatot Kaca.
Museum Kailasa berlokasi di dekat candi gatokaca, Dieng, Kecamatan.Batur, Kabupaten Banjarnegara. Terdapat 4 bangunan dan dua bangunan difungsikan sebagai ruang pamer berbagai macam benda dan artefak peninggalan sejarah.
              Kebanyakan barang yang dipamerkan adalah arca-arca dan batu-batu dari kompleks candi-candi yang ada di Dieng. Yang paling menarik adalah adanya arca Siwa berkepala tiga yang sering disebut dengan Siwa Trisirah. Siwa Trisirah diketahui merupakan bentuk pemujaan terhadap Siwa yang tertua. Selain itu museum ini juga memajang berbagai informasi mengenai kehidupan khas masyarakat asli Dieng, kesenian tradisionalnya, serta informasi mengenai anak gimbal yang fenomenal itu.  Selain itu, Museum Kaliasa berisi informasi lain mengenai Keterangan Cagar alam sekitar Daerah Wisata di Dataran Tinggi Dieng, Flora-Fauna, Kehidupan Masyarakat Dataran Tinggi Dieng, serta benda-benda Artefak warisan Arkeologi yg ditemukan disekitaran Dataran Tinggi Dieng.
Gedung Arca di museum Kailasa
           Di Museum Kailasa Dieng terdapat pula sebuah ruang teater untuk memutar film dokumenter mengenai mengenai Peninggalan Budaya di Dataran Tinggi Dieng, potensi alamnya maupun budayanya untuk pengunjung yang berjumlah minimal 10 orang. Berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung juga telah disediakan seperti restoran, shelter, panggung terbuka dan areal parkir.
              Saat keluar dari ruangan museum, cobalah kalian berjalan menaiki anak tangga batu menuju ke bangunan yang terletak paling tinggi. Bangunan ini berfungsi sebagai kafe. Sembari melepas lelah setelah mengelilingi candi dan museum, duduk di dalam kafe sambil menghirup minuman panas dan menikmati pemandangan Dataran Tinggi Dieng yang mempesona dari jendela sungguh sayang untuk dilewatkan. Rasa lelah akan segera hilang...
 2.       Peninggalan sejarah yang wajid kalian kunjungi
Selain telaga dan kawah,dataran tinggi dieng memiliki kekayaan berupa komplek candi candi yang merupakan bukti sejarah berabad-abad yang lalu.
Dinamakan komplek candi dieng plateau, karena keberadaan candi - candi di dieng berada dalam kelompok yang berdekatan. yang masing - masing kelompok terdapat beberapa candi. Menurut sejarahnya, candi yang berada di Dataran Tinggi Dieng dulunya terendam oleh genangan air yang kemudin ditemukan oleh seorang tentara inggris. Untuk lebih jelasnya, kalian dapat mengunjungi kompleks candi-candi di Dieng ataupun membaca sejarah candi di Dieng pada sumber lain.

Candi-candi di kawasan Dieng terbagi dalam 3 kelompok. Penamaan candi - candi di dataran tinggi dieng berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata. Ketiga kelompok candi tersebut adalah Kelompok Arjuna, Kelompok Gatutkaca, dan Kelompok Dwarawati. Secara kewilayahan komplek candi dieng masuk Kabupatean Banjarnegara.

-                   Komplek Candi Arjuna
Komplek yang pertama, Candi Arjuna terdiri dari lima candi yaitu, Candi Arjuna, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Semar dan Candi Puntadewa. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit mengenai candi yang terdapat di komplek Candi Arjuna, menurut sumber yang ada.
Masing-masing candi memiliki ciri khas dan keindahan tersendiri, serta mempunyai sejarah masa lalu yang berbeda pula. Menurut sumber yang ada nih, bahwa candi-candi ini selalu digambarkan dewa-dewa pendamping utama Siwa, kecuali pada candi yang istimewa yaitu candi Srikandi yang digambarkan pada relung-relung semu adalah dewa-dewa utama agama Hindu yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu.
Kelompok Candi Arjuna ini terdiri dari lima candi tersusun dalam dua deret, deret di sebelah timur candi yang semuanya menghadap ke barat serta deret sebelah barat menghadap ke timur.
Candi Arjuna

Candi arjuna merupakan sebuah Candi Hindu yang berdenah dasar persegi dengan luas ukuran sekitar 6 m². Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Atap candi arjuna membentuk kubus bersusun, semakin ke atas semakin mengecil.
Candi Arjuna dari samping
Candi Arjuna dari depan
Konon Kompleks Candi Arjuna memberikan nuansa lain daripada sekedar tempat persembahyangan umat Hindu pada masa lalu. Sedikitnya relief dan prasasti yang mengungkap tentang latar belakang candi ini menjadikannya sebagai salah satu candi paling misterius di Asia.
Didalam Candi arjuna terdapat Yoni berbentuk meja bagian tengah berlubang menampung tetesan air dari langit atap candi. Apabila tampungan penuh air meluap mengalir ke bagian linga dan diteruskan ke depan luar candi.
Candi Semar
Pada dinding candi Semar terdapat lubang kecil yang berfungsi sebagai fentilasi. Sedangkan atap candi semar berbentuk limasan.

Candi Sembadra
Dengan bentuk dasar bujur sangkar, sedangkan atap candi Sembadra berbentuk kubus dengan ukuran hampir sama dengan ukuran tubuh candi sembadra.
Candi Srikandi
Candi Srikandi adalah candi yang terdapat di komplek candi arjuna. Bentuk dasar candi srikandi berbentuk kubus.
Candi Puntadewa
Candi Puntadewa adalah sebuah candi yang terdapat di komplek candi arjuna. dengan bentuk atap mirip seperti candi Sembadra

-                      Komplek Candi Gatutkaca
Komplek candi Gatutkaca terdiri dari lima candi yaitu, Candi Gatutkaca, Setyaki, Nakula, Sadewa, Petruk dan Gareng. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit mengenai candi yang terdapat di komplek Candi Gatutkaca, menurut sumber yang ada.

Candi Gatutkaca
Candi Gatotkaca
Gatutkaca adalah sebuah candi yang berukuran 4,5 x 4,5 meter dan berbentuk bujur sangkar. Komplek Candi Gatutkaca berada di sebelah barat kelompok Candi Arjuna di kaki bukit Pangonan menghadap barat.
Dahulu kala di lokasi ini terdapat enam bangunan candi yaitu candi Gatutkaca, candi Sentyaki, candi Antareja, candi Nakula – Sadewa dan candi Nalagareng, karena proses alam hanya candi Gatutkaca yang mampu bertahan hingga saat ini.
Melihat dari segi arsitekturnya candi Gatutkaca dibangun setelah candi Srikandi, hal ini diketahui dari cara penempatan tangga kaki, jumlah relung, denah bangunan dan denah atap tingkatnya. Candi Gatutkaca memiliki ornamen kala makara yang khas yaitu berupa wajah raksasa yang menyeringai tanpa rahang bawah.
Candi Bima
Candi Bima
Candi Bima diperkirakan dibangun setelah Candi Srikandi, menghadap ke timur bagian dengan denah candi berbentuk palang. Yang menarik dari candi ini adalah pada bagian atapnya yang sangat mirip bentuk shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan, selain itu pada bidang-bidang tingkatnya dihiasi dengan relung-relung yang melengkung. Candi Bima terletak di sebelah selatan candi Gatot kaca kurang lebih satu kilometer.
Dahulu di sekitar Dataran Tinggi Dieng diperkirakan terdapat beberapa candi namun karena proses alam, hanya candi Bima yang mempunyai tipe berbeda dengan candi-candi lain yang masih bertahan di komplek Candi Gatutkaca.
Bima adalah sebuah candi yang terbesar di dataran tinggi dieng dengan ketinggian 8 meter dan berukuran 6 x 6 meter. Candi Bima terletak didekat pintu masuk kawasan kawah sikidang. Dilihat dari segi arsitektur, candi Bima mendapat pengaruh gaya dari India Utara, yaitu terdiri dari tiga tingkatan mendatar.
Dahulu Candi Bima memiliki 24 arca kudu, yaitu sebuah arca yang berbentuk kepala manusia yang terletak di bilik jendela. Arca kudu ini seberat 15 Kg dengan ketinggian 24 Cm, Lebar 20 Cm dan tebal 27 Cm. Sampai dengan saat ini arca kudu yang terdapat di Candi Bima sekitar 13 Buah.

-                      Komplek candi Dwarawati
Komplek candi Dwarawati terdiri dari 4 Candi yaitu, Candi Dwarawati, Pandu, Margasari dan Abiyasa. Dibawah ini akan dijelaskan sedikit mengenai candi yang terdapat di komplek Candi Dwarawati, menurut sumber yang ada.
Candi Dwarawati

Berada di bukit Perahu, berukuran 5,3 x 5,3 m, dan letaknya paling utara diantara candi-candi lainnya. Candi ini mengalami pemulihan total pada 1980. Candi ini berada paling timur di antara candi-candi yang ada di dataran tinggi Dieng, dan didirikan di atas bukit Perahu. Di lokasi ini dahulu ada dua buah candi yaitu candi Dwarawati dan Parikesit, ketika ditemukan keduanya telah runtuh berserakan, dan diperbaiki secara total. Candi Dwarawati adalah sebuah candi yang berdenah dasar segi empat, secara umum bentuk candi Dwarawati mirip seperti candi Gatutkaca.
Sedangkan candi lain yang berada di Komplek  Candi Dwarawati yaitu Candi Pandu, Candi Margasari, dan Candi Abiyasa. keberadaanya sudah tidak utuh lagi.
Lengkap sudah, kupas tuntas obyek wisata di Dataran Tinggi Dieng. Menarik bukan? Tak hanya keindahan alam saja yang dapat kita nikmati di Dieng, kebudayaan masa lalupun tak kalah menariknya. Wisata alamnya yang masih dengan mitosnya akan menjadi hal menarik lainnya, selain panorama alam yang ada.
Jangan hanya membaca dan menikmati indahnya panorama hanya melalui cerita teman kalian saja. Berkunjunglah beramai-ramai beserta keluarga, sanak saudara dan teman-teman kalian. Jangan lupa mendokumentasikan panoramanya yang indah dan sangat menakjubkan. Silahkan berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng, temaaaaan... Aku tunggu lho ^_^
Kunjungi pula Website Kabupaten Banjarnegara http://www.banjarnegarakab.go.id/

Untuk informasi lebih lengkap mengenai Dataran Tinggi Dieng, kunjungi websitenya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 Gustini Putri Utami. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates